Tokoh
Ian : tokoh utama
Jumiatun : Ibu ian
Kurir
pedagang
pemuda
nenek - nenek
Scene 1
Pagi hari di depan rumah ibu yang membawa keranjang dan ian sedang berbincang bincang. Lalu ibu pamit pergi ke pasar.
Ibu : “nak ibu pergi ke pasar dulu ya, kamu jangan maen”.
Ian : “iya bu”.
Lalu ibu pun pergi ke pasar meninggalkan ian sendirian di rumah .
Scene 2
Ian duduk di sebuah kursi di depan rumahnya bernyanyi sambil memainkan kencrungnya. Lalu datanglah seorang kurir dengan motornya membawakan kiriman ke rumah ian.
Kurir : “permisi, ini benar rumahnya bu Jumiaton?”
ian : “Ia pak, ada apa ya?”
Kurir : “Ini ada kiriman buat ibu kamu”
Ian : “ owh ya ..”
Kurir : “nanti di kasihkan ke ibu ya nak!”
Ian : “iya pak “
Scene 3
Ian yang bandel tidak menghiraukan himbauan kurir untuk memberikan pada ibunya namun dengan penasaran dia membuka kiriman tersebut. Alangkah senangnya ian ketika mendapati bahwa kiriman tersebut adalah minuman. Namun ian tidak tau kalau itu adalah racun serangga yang botolnya mirip minuman.
Ian : “ wah enak ni minuman warnanya kuning pasti rasa jeruk, aku kasih es ah.
Scene 4
Ian menuju warung untuk membeli es batu
Ian : “bu’ beli es batu”
penjual : “iya ni 1000”
ian : “mari bu’”
penjual : “iya “
Scene 5
setelah mendapat es batu ian lalu memasukan minuman kedalam gelas beserta es nya. Lalu ian meminumnya. Namun ian memuntahkan ketika dia merasakan minuman itu begitu pahit.
Ian : “apa’an ini” (sambil memuntahkan minumanya)
seketika ian kejang mulutnya mengeluarkan busa dan tergeletak di lantai.
Scene 6
ada laki laki muda menyerukan himbauan pemerintah untuk menuntaskan buta aksara dan wajib belajar 9 tahun.
Pemuda : “tidak mau kan kejadian ini menimpa kita makanya ayo sukseskan INDONESIA bebas buta aksara dan wajib belajar 9 tahun.
Ada nenek – nenek sedang membaca majalah.
Nenek : “saya aja bisa baca kenapa kalian tidak” (sambil ketawa)
Ian : tokoh utama
Jumiatun : Ibu ian
Kurir
pedagang
pemuda
nenek - nenek
Scene 1
Pagi hari di depan rumah ibu yang membawa keranjang dan ian sedang berbincang bincang. Lalu ibu pamit pergi ke pasar.
Ibu : “nak ibu pergi ke pasar dulu ya, kamu jangan maen”.
Ian : “iya bu”.
Lalu ibu pun pergi ke pasar meninggalkan ian sendirian di rumah .
Scene 2
Ian duduk di sebuah kursi di depan rumahnya bernyanyi sambil memainkan kencrungnya. Lalu datanglah seorang kurir dengan motornya membawakan kiriman ke rumah ian.
Kurir : “permisi, ini benar rumahnya bu Jumiaton?”
ian : “Ia pak, ada apa ya?”
Kurir : “Ini ada kiriman buat ibu kamu”
Ian : “ owh ya ..”
Kurir : “nanti di kasihkan ke ibu ya nak!”
Ian : “iya pak “
Scene 3
Ian yang bandel tidak menghiraukan himbauan kurir untuk memberikan pada ibunya namun dengan penasaran dia membuka kiriman tersebut. Alangkah senangnya ian ketika mendapati bahwa kiriman tersebut adalah minuman. Namun ian tidak tau kalau itu adalah racun serangga yang botolnya mirip minuman.
Ian : “ wah enak ni minuman warnanya kuning pasti rasa jeruk, aku kasih es ah.
Scene 4
Ian menuju warung untuk membeli es batu
Ian : “bu’ beli es batu”
penjual : “iya ni 1000”
ian : “mari bu’”
penjual : “iya “
Scene 5
setelah mendapat es batu ian lalu memasukan minuman kedalam gelas beserta es nya. Lalu ian meminumnya. Namun ian memuntahkan ketika dia merasakan minuman itu begitu pahit.
Ian : “apa’an ini” (sambil memuntahkan minumanya)
seketika ian kejang mulutnya mengeluarkan busa dan tergeletak di lantai.
Scene 6
ada laki laki muda menyerukan himbauan pemerintah untuk menuntaskan buta aksara dan wajib belajar 9 tahun.
Pemuda : “tidak mau kan kejadian ini menimpa kita makanya ayo sukseskan INDONESIA bebas buta aksara dan wajib belajar 9 tahun.
Ada nenek – nenek sedang membaca majalah.
Nenek : “saya aja bisa baca kenapa kalian tidak” (sambil ketawa)